Saturday, 21 March 2015

Akar Kelapa Sawit

Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanaman dan respirasi tanaman. Selain itu akar tanaman kelapa sawit juga berfungsi sebagai penyangga berdirinya tanaman sehingga mampu menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian yang mencapai puluhan meter ketika tanaman sudah berumur puluhan tahun. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing dan berwarna putih atau kekuningan.
Tanaman kelapa sawit berkar serabut. Perakannya sangat kuat karena tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar primer, skunder, tersier dan kwarter. Akar primer keluar dari pangkal batang dan menyebar secara horizontal serta menghujam tumbuh kedalam tanah dengan sudut yang beragam, sampai batas permukaan air tanah. Akar primer (diameter 6-10mm) bercabang membentuk akar skunder (diameter 2-4mm), akar skunder membentuk akar tersier (diameter 0.7-1.2mm) dan akr tersier membentuk akar kwartener (diameter 0.1-0.3mm). akar skunder, tersier dan kwartener tumbuh sejajar dengan permukaan air tanah bahkan akar tersier dan kwartener menuju kelapisan atas atau tempat yang banyak mengandung zat hara. Disamping itu, tumbuh pula akar napas yang muncul diatas permukaan atau didalam air tanah. Penyebaran akar terkonsentrasi pada tanah lapisan atas dengan perakaran kuat tersebut jarang ditemukan pohon kelapa sawit yang tumbang.
Akar tersier dan kwartener merupakan bagian perakaran paling dekat dengan permukaan tanah. Kedua jenis akar ini banyak ditumbuhi bulu-bulu halus yang dilindungi oleh tudung akar (kaliptra). Bulu-bulu tersebut paling efektif dalam menyerap air, udara, dan unsur hara dari dalam tanah. Kedua akar ini paling banyak ditemukan 2-2.5 m dari pangkal batang dan sebagian besar berada di luar piringan. Pada bagian ini tanahnya akan lebih remah dan lembab sehingga merupakan lokasi yang paling sesuai untuk penyebaran pupuk.
Akar tersier dan kwartener juga banyak ditemukan sampai dengan 1 meter didalam tanah. Bahkan ada yang mampu tumbuh sampai dengan kedalaman 5 m, namun sistem perakaran yang paling banyak ditemukan adalah pada kedalaman 0-20 cm, yaitu pada lapisan olah tanah (top soil). Oleh karena itu, jika menemukan sistem perakaran yang dangkal perlu menjaga ketersediaan unsur hara dan permukaan air tanah yang lebih mendekati permukaan akr tanaman, terutama pada lahan gambut dan lahan kritis.
Pertumbuhan dan percabagan akar terangsang bila konsentrasi hara cukup besar (terutama unsur nitrogen dan fosfor). Kerpatan akar yang tinggi terjadi didaerah gawangan, yaitu tempat daun-daun hasil tunasan ditumpuk dan terdekomposisi. Meskipun demikian, pemberian pupuk di piringan dapat dibenarkan untuk memudahkan pelaksanaan pemupukan dan pengontrolan dosis pupuk.
Categories: ,

0 komentar:

Post a Comment