Kenapa Yaman Bergejolak? Ini Tiga Penyebabnya
Pengamat Politik Timur Tengah dari
Universitas Indonesia, Abdul Muta'ali berpendapat, ada tiga faktor
penyebab pemberontakan di Yaman. Faktor pertama masalah Alqaidah.
"Kedua masalah kemiskinan dan ketiga adalah masalah syiah," kata Muta'ali kepada ROL, .
Menurutnya, setelah mangkatnya Ali Abdullah Saleh, hingga kini Yaman terus bergejolak. Bukan hanya efek domino dari Arab Spring, tapi juga imbas dari debit masalah nasional yang tak terkelola dengan baik.
Kondisi Yaman tak kunjung stabil sejak rezim Ali Abdullah Saleh jatuh pada 2011 lalu. Hadi yang terpilih melalui pemilihan tunggal pada 2012 tak mampu membuat Yaman stabil.
Pada September 2014, pemberontak Houthi berhasil menguasai Ibu Kota Sanaa. Tak hanya berhenti di sana, pada awal 2015 pemberontak menguasai kediaman Hadi dan berhasil memaksa sang presiden mundur.
Bahkan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Houthi di Yaman, Rabu (25/3), mengawali gerakan sekutu kawasan itu. Serangan udara itu dilakukan untuk menyelamatkan pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, yang berada di ambang perang saudara.
Serangan udara tersebut diumumkan duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat dan Washington mengatakan, Presiden Barack Obama mengizinkan pemberian dukungan 'perbekalan dan sandi' untuk gerakan militer. Lima negara Teluk mengatakan akan menjawab permintaan Hadi untuk campur tangan melawan kelompok milisi yang telah mengepung kota Aden tempat ia mengungsi setelah melarikan diri dari Sana'a. Qatar, Kuwait, Bahrain dan UEA bersama Arab Saudi mengatakan mereka telah memutuskan untuk merespon permintaan Presiden Hadi untuk melindungi Yaman dan rakyatnya dari agresi milisi Houthi.
Menurutnya, setelah mangkatnya Ali Abdullah Saleh, hingga kini Yaman terus bergejolak. Bukan hanya efek domino dari Arab Spring, tapi juga imbas dari debit masalah nasional yang tak terkelola dengan baik.
Kondisi Yaman tak kunjung stabil sejak rezim Ali Abdullah Saleh jatuh pada 2011 lalu. Hadi yang terpilih melalui pemilihan tunggal pada 2012 tak mampu membuat Yaman stabil.
Pada September 2014, pemberontak Houthi berhasil menguasai Ibu Kota Sanaa. Tak hanya berhenti di sana, pada awal 2015 pemberontak menguasai kediaman Hadi dan berhasil memaksa sang presiden mundur.
Bahkan Arab Saudi melancarkan serangan udara terhadap pemberontak Houthi di Yaman, Rabu (25/3), mengawali gerakan sekutu kawasan itu. Serangan udara itu dilakukan untuk menyelamatkan pemerintahan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi, yang berada di ambang perang saudara.
Serangan udara tersebut diumumkan duta besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat dan Washington mengatakan, Presiden Barack Obama mengizinkan pemberian dukungan 'perbekalan dan sandi' untuk gerakan militer. Lima negara Teluk mengatakan akan menjawab permintaan Hadi untuk campur tangan melawan kelompok milisi yang telah mengepung kota Aden tempat ia mengungsi setelah melarikan diri dari Sana'a. Qatar, Kuwait, Bahrain dan UEA bersama Arab Saudi mengatakan mereka telah memutuskan untuk merespon permintaan Presiden Hadi untuk melindungi Yaman dan rakyatnya dari agresi milisi Houthi.
0 komentar:
Post a Comment