Tuesday, 7 April 2015

Hewan Khas Riau

Burung Serindit Melayu Hewan Khas Riau

Burung Serindit Melayu atau Loriculus galgulus merupakan burung khas Riau. Burung serindit melayu ditetapkan sebagai hewan khas, maskot, atau fauna identitas provinsi Riau mendampingi Nibung yang ditetapkan sebagai flora identitas provinsi Riau.
Nama ilmiah hewan berukuran kecil dari famili Psittacidae ini adalah Loriculus galgulus (Linnaeus, 1758) merupakan salah satu diantara belasan spesies anggota genus Loriculus (serindit). Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Blue-crowned Hanging Parrot. Sedangkan di Indonesia mempunyai beberapa nama lokal seperti Entlit dan Talisok (Dayak), Lissak (Sumatera), Tripas kelit (Melayu).
Penetapan burung Serindit Melayu sebagai burung khas atau fauna identitas Riau tidak terlepas dari budaya masyarakat Riau terkait burung ini. Selain menjadi burung peliharaan favorit, burung Serindit Melayu telah dikenal dalam berbagai cerita rakyat dan menjadi lambang kearifan, kebijaksanaan, keindahan, keberanian, kesetiaan, kerendahan hati masyarakat Riau

Deskripsi Fisik dan Perilaku Serindit Melayu

Burung Serindit Melayu merupakan burung berparuh bengkok berukuran kecil dan satu-satunya anggota genus Loriculus (serindit) yang mendiami pulau Sumatera dan Kalimantan. Panjang tubuhnya hanya sekitar 12 cm dan berat 28 gram. Bulu pada tubuh dan sayap berwarna hijau muda dan tua dengan tunggir dan ekor berwarna merah. Pada mahkotanya terdapat bercak berwarna biru sedangkan pada sekitar mantel terdapat bercak berwarna keemasan. Paruh berwarna hitam, mata coklat gelap, iris coklat, dan kaki jingga atau coklat. Burung betina serupa dengan burung jantan hanya saja warna bulunya lebih kusam dan tidak terdapat bercak merah pada tenggorokannya.
Burung Serindit Melayu atau Loriculus galgulus
Burung Serindit Melayu atau Loriculus galgulus. Gambar © Daisy O’Neill
Burung khas provinsi Riau ini hidup berkelompok, sering terlihat terbang maupun bertengger dalam kelompok kecil. Beberapa kekhasan perilaku burung bernama latin Loriculus galgulus ini adalah kebiasaannya aktif memanjat dan berjalan di ranting pohon ketimbang terbang. Di samping itu, burung serindit terlihat sering menggantungkan badan ke bawah saat beristirahat.
Makanan burung ini terdiri atas sayuran hijau, buah-buahan, padi-padian dan berbagai jenis serangga kecil. Suara kicauan burung ini berupa siulan bernada sangat tinggi “dzi”.
Burung Serindit Melayu merupakan burung asli Indonesia dengan daerah sebaran meliputi seluruh pulau Sumatera, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, serta di ujung barat pulau Jawa (Banten). Selain di Indonesia tersebar pula Semenanjung Malaya (Singapura, Malaysia, dan Thailand) serta di Sabah, Serawak, dan Brunei Darussalam.
Populasi burung Serindit Melayu (Loriculus galgulus) secara global tidak diketahui dengan pasti, namun BirdLife memperkirakan lebih dari 10.000 ekor dewasa dengan tren populasi yang stabil.
Meskipun tidak termasuk burung yang dilindungi di Indonesia, burung Serindit Melayu (Loriculus galgulus) terdaftar daftar merah (Red List) IUCN dengan status konservasi Least Concern. Sedangkan CITES mendaftarnya dalam Appendiks II yang berarti perdagangannya harus melalui pengawasan yang ketat.
Categories:

0 komentar:

Post a Comment